PENERAPAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN TAHUN 2014

PENERAPAN SIP HOTEL BELVA CIPAYUNG

PENERAPAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN TAHUN 2014

Penerapan Pengembangan Sistem Informasi Pendidikan Tahun 2014

Tanggal 9 Juni 2014

Nara Sumber : Mustafa Kemal (Ka. Sudin Dikmen Jakut), Syarif Hidayat (Ka. Subag TU Sudin Dikman Jakut), Dedy Dwitagama (Motifator)

 

Dipublikasi di Bintek | Tag , , , | Meninggalkan komentar

Tata Cara Zikir Serta Arti, Pengertian dan Definisi – Ilmu Agama Islam

Zikir adalah suatu kegiatImagean atau ucapan yang bertujuan agar selalu ingat kepada sang maha pencipta yaitu Allah SWT. Dari arti bahasa zikir berarti ingat. Berzikir untuk mengingat Allah SWT bisa dengan menyebut Asmaul Husna / nama-nama Allah SWT atawa bisa juga dengan melafalkan kalimat toyyibah / toyibah.

Zikir bisa dilakukan di mana saja asalkan di tempat yang suci terhindar dari kotor dan najis. Dalam berizikir kita harus dengan hati yang tulus dan ikhlas, tenang, suara yang lembut, khusyuk, dan lain-lain. Zikir berfungsi untuk menenangkan jiwa, perlindungan dari Allah SWT, meningkatkan keimanan dan mendapatkan kebahagiaan Allah kelak.

Macam-macam bacaan zikir dengan kalimat toyyibah :

1. Laaa illaahaillallooh / Laaa illaahaillallaah
artinya : Tidak ada tuhan selain Allah SWT
2. Allohuakbar / Allahuakbar
artinya : Allah maha besar
3. Subhaanallooh / Subhaanallaah
artinya : Maha suci Allah
4. Alhamdulillaah
artinya : Segala puji bagi Allah
5. Astaghfirullooh / Astaghfirullaah
artinya : Saya mohon ampun kepada Allah yang maha besar.

Tag | Meninggalkan komentar

MATERI JARINGAN SARAF TIRUAN

MATERI JARINGAN SARAF TIRUAN

SILAHKAN KLIK TULISAN DIATAS UNTUK DOWNLOAD MATERI DAN LATIHAN

( MATERI DAN LATIHAN DARI PAK ARIF SUSANTO)

1.2.1.b. Komputasi penjumlahan Matriks dalam pengolahan citra digital

Operasi penjumlahan dalam aplikasi citra digital merupakan operasi kecerahan (brightness), yaitu suatu matriks dari citra gambar ditambah dengan matriks konstan.

Contoh 1, sebuah matriks citra gambar cameramen berukuran 256 x 256, dilakukan operasi penjumlahan dengan matriks konstan yg. bernilai positif

clear all

 clc

 RGB = imread(‘cameraman.tif’);

 RGB2 = imadd(RGB,50);

subplot(1,2,1); imshow(RGB);

subplot(1,2,2); imshow(RGB2);

Contoh 2, sebuah matriks citra gambar cameramen berukuran 256 x 256, dilakukan operasi penjumlahan dengan matriks konstan yg. bernilai negatif.

clear all

 clc

 RGB = imread(‘cameraman.tif’);

 RGB2 = imsubtract(RGB,60);

 subplot(1,2,1); imshow(RGB);

 subplot(1,2,2); imshow(RGB2);

1.2.2.b. Komputasi perkalian Matriks dalam pengolahan citra digital

Selain menggunakan operasi penjumlahan matriks, brightness juga bisa menggunakan operasi perkalian matriks dengan skalar. Secara umum proses perkalian matrik dengan skalar disebut scaling. Bila factor scaling yang digunakan lebih besar dari satu, scaling brightness dari citra dan jika factor scaling yang digunakan lebih kecil dari satu, scaling darkness.

Contoh 1, sebuah matriks citra gambar bunga tulips, dilakukan operasi perkalian dengan matriks konstan yg. Lebih besar satu (brightness)

%Script dalam MATLAB

clear all

 clc

 RGB=imread(‘C:\Users\DELL\Documents\Tulips.jpg’);

 RGB2 = immultiply(RGB,1.2);

 subplot(1,2,1); imshow(RGB);

 subplot(1,2,2); imshow(RGB2);

Contoh 2, sebuah matriks citra gambar bunga tulips, dilakukan operasi perkalian dengan matriks konstan yg. kurang dari satu (darkness)

clear all

 clc

 RGB=imread(‘C:\Users\DELL\Documents\Tulips.jpg’);

 RGB2 = immultiply(RGB,0.5);

 subplot(1,2,1); imshow(RGB);

 subplot(1,2,2); imshow(RGB2);

Meninggalkan komentar

ORARKOM 2 KISI

1. Fungsi Komputer
Fungsi dasar yang dibentuk komputer  eksekusi program.
terdiri dari:
• Sekumpulan instruksi yang disimpan di dalam memori.
• Pembacaan instruksi (mengambil) dari dalam memori oleh prosesor.
• Eksekusi instruksi satu demi satu didalam prosesor.
Instruksi Fetch dan Eksekusi (Pembacaan/pengambilan instruksi dan data)
Tindakan-tindakan secara umum dibagi menjadi empat kategori:
• Prosesor-Memori  Data ditransfer dari prosesor ke memori atau dari memori ke prosesor.
• Prosesor-I/O  Data ditransfer ke/dari perangkat periferal dengan pemindahan antara prosesor dan modul I/O.
• Pengolahan data  Prosesor dapat membentuk beberapa operasi aritmatik dan logika pada data.
• Kontrol  Suatu instruksi dapat merubah urutan eksekusi, Prosesor membaca instruksi dari alamat yang ditunjuk.

Siklus Instruksi Dasar

2. Mode pengalamatan adalah bagaimana cara menunjuk sebuah alamat di mana operand akan diambil.Mode pengalamatan diterapkan pada set instruksi (lihat petemuan sebelumnya), di mana pada umumnya instruksi terdiri dari opcode (kode operasi) dan alamat.
Teknik2 Pengalamatan:
a. Immediate Addresing
b. Direct Addressing
c. Indirect Addressing
d. Register Addresing
e. Register Indirect Addressing
f. Displacement Addressing
g. Stack Addressing

a. Immediate Addresing
Bentuk operan yang paling sederhana,umumnya bilangan akan disimpan dalam bentuk komplemen 2. Bit paling kiri sebagai bit tanda.
• Alamat operand tidak berisi sebuah alamat, tetapi langsung operand yang akan diproses
• Cara penulisan: LOAD #9

b. Direct

• Alamat operand ditunjuk secara langsung pada instruksi
• Misal instruksi LOAD, cara penulisan: LOAD Y

c. Indirect

• Alamat operand ditunjukkan secara tidak langsung oleh data yang terkandung pada alamat yang ditunjuk
• Cara penulisan: LOAD (Y)

d. Register Addresing
Metode pengalamatan register mirip dengan mode Direct Addressing perbedaan nya terletak pada field alamat yang mengacu pada register,bukan pada memori utama, field yang mereferensi register memiliki panjang 3 atau 4 bit,sehingga dapat merefensi 8 atau 16 registrasi general purpose.
e. Register Indirect Addressing
Metode pengalamatan register mirip dengan mode Direct Addressing perbedaan nya terletak pada field alamat yang mengacu pada alamat register,letak operand berada pada memori yg ditunjuk oleh isi register.
f. Displacement Addressing
Menggabungkan kemampuan pengalamatan langsung dan tidak langsung dan pengalamatan register tidak langsung, metode ini mensyaratkan instruksi memiliki dua buah field alamat, sedikitnya sebuah field yang eksplisit.
g. Stack Addressing
Stack adalah array lokasi yang linier = pushdown list = last-in-frist-out-queque, stack merupakan blok lokasi yang terbalik. Yang berkaitan dengan stack adlah pointer yang nilainya merupakan alamat bagian paling atas stack, dua elemen teratas berada di dalam register CPU.
3. CISC Complex Instruction Set Computing. Rangkaian instruksi built-in pada processor yang terdiri dari perintah-perintah yang kompleks. Instruksi-instruksi yang tersedia memudahkan para programmer untuk mengembangkan aplikasi untuk plattform CISC. Di lain pihak, banyaknya instruksi dalam CISC dapat mengurangi kecepatannya. CISC merupakan kebalikan dari RISC, biasanya digunakan pada keluarga processor untuk PC (Intel, AMD, Cyrix).
Complex Instruction Set Computing disingkat CISC (baca : “sisk”) merupakan rangkaian instruksi built-in pada processor yang terdiri dari perintah-perintah yang kompleks. Instruksi-instruksi yang tersedia bertujuan untuk memudahkan para programmer untuk mengembangkan aplikasi untuk plattform CISC.
Pada arsitektur CISC seperti Intel x86, yang diperkenalkan pada tahun 1978, bisa terdapat ratusan instruksi program – perintah-perintah sederhana yang menyuruh sistem menambah angka, menyimpan nilai, dan menampilkan hasilnya. Bila semua instruksi panjangnya sama, instruksi sederhana akan memboroskan memori. Instruksi sederhana membutuhkan ruang penyimpanan 8 bit, sementara instruksi yang paling kompleks mengkonsumsi sebanyak 120 bit. Sehingga hal tersebut akan mengurangi kecepatannya.
RISC Reduced Instruction Set Computing. Rangkaian instruksi built-in pada processor yang terdiri dari perintah-perintah yang lebih ringkas dibandingkan dengan CISC. RISC memiliki keunggulan dalam hal kecepatannya sehingga banyak digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang memerlukan kalkulasi secara intensif. Konsep RISC pertama kali dikembangkan oleh IBM pada era 1970-an. Komputer pertama yang menggunakan RISC adalah komputer mini IBM 807 yang diperkenalkan pada tahun 1980. Dewasa ini, RISC digunakan pada keluarga processor buatan Motorola (PowerPC) dan SUN Microsystems (Sparc, UltraSparc).
KARAKTERISTIK RISC

Satuinstruksipersiklus
Operasiregister to register
Mode pengalamatanyang sederhana
Format instruksiyang sederhana
Desainhardwired (tanpamicrocode)
Format instruksiyang fix
Prosescompile yang cepat

Ciri-Ciri RISC

1. Instruksi berukuran tunggal
2. Ukuran yang umum adalah 4 byte
3. Jumlah pengalamatan data sedikit, biasanya kurang dari 5 buah.
4. Tidak terdapat pengalamatan tak langsung yang mengharuskan melakukan sebuah akses memori agar memperoleh alamat operand lainnya dalam memori
5. Tidak terdapat operasi yang menggabungkan operasi load/store dengan operasi aritmatika, seperti penambahan ke memori dan penambahan dari memori.
6. Tidak terdapat lebih dari satu operand beralamat memori per instruksi
7. Tidak mendukung perataan sembarang bagi data untuk operasi load/ store
8. Jumlah maksimum pemakaian memori manajemen bagi suatu alamat data adalah sebuah instruksi .
9. Jumlah bit bagi integer register spesifier sama dengan 5 atau lebih, artinya sedikitnya 32 buah register integer dapat direferensikan sekaligus secara eksplisit.
10. Jumlah bit floating point register spesifier sama dengan 4 atau lebih, artinya sedikitnya 16 register floating point dapat direferensikan sekaligus secara eksplisit. Beberapa prosesor implementasi dari arsiteketur RISC adalah AMD 29000, MIPS R2000, SPARC, MC 88000, HP PA, IBM RT/TC, IBM RS/6000, intel i860, Motorola 88000 (keluarga Motorola), PowerPC G5.

4. Output Unit Kontrol

Sinyal kontrol di dalam CPU (control signals within
CPU) : Output ini terdiri dua macam sinyal, yaitu :

sinyal – sinyal yang menyebabkan perpindahan data antar register

sinyal – sinyal yang dapat mengaktifkan fungsi ALU
yang spesifik.

Sinyal kontrol bagi bus kontrol (control signals to
control bus) : sinyal ini juga terdiri atas 2 sinyal, yaitu

sinyal kontrol bagi memori dan

sinyal kontrol bagi modul – modul I/O

Input Unit Kontrol

Pewaktu (clock) : berfungsi untuk sinkronisasi operasi
antar komponen – komponen komputer, termasuk juga
unit kontrol.

Register Instruksi (instruction register) : opcode
instruksi saat itu digunakan untuk menentukan operasi mikro yang akan dilakukan selama siklus eksekusi.

Flag : flag – flag ini diperlukan unit kontrol untuk mengetahui status CPU.

Control signal to Control Bus : memberi jalur ke unit kontrol untuk sinyal – sinyal seperti sinyal interrupt dan acknowledgment.

5. Topologi:
– Topologi Ring
– Topologi Star
– Topologi Bus
– Topologi Tree
– Topologi Mesh
6. perbedaan dual core dengan core 2 duo
Dual Core adalah sebuah prosesor yang di dalam nya ter dapat 2 virtual prosesor sehingga seolah-olah prosesor memilki 2 inti core, dan virtual core tersebut dapat mempercepat kinerja kompt.
Core 2 duo adalah penggunaan dua buah inti (core) prosesor dalam sebuah kemasan prosesor konvensional. Dual core (inti prosesor) ditempatkan pada sebuah CPU untuk meningkatkan kinerjanya. Setiap core ini tidak lebih cepat dibanding CPU biasa dengan clockspeed yang sama, tetapi semua proses perhitungan dibagi kepada 2 inti prosesor tersebut.

Meninggalkan komentar

ORARKOM 1 KISI

Jawaban UPM Arsitektur & Organisasi Komputer

1. Gambarkan diagram aliran data dalam interupsi pre-fetch?

Jawab:
Diagram Aliran data dalam Interupsi

2. Tentang Unit Control?
Jawab:
Unit kontrol (bahasa Inggris: Control Unit – CU) adalah salah satu bagian dari CPU yang bertugas untuk memberikan arahan/kendali/ kontrol terhadap operasi yang dilakukan di bagian ALU (Arithmetic Logical Unit) di dalam CPU tersebut. Output dari CU ini akan mengatur aktivitas dari bagian lainnya dari perangkat CPU tersebut.
– Tugas dari CU adalah sebagai berikut:[1]
1. Mengatur dan mengendalikan alat-alat input dan output.
2. Mengambil instruksi-instruksi dari memori utama.
3. Mengambil data dari memori utama kalau diperlukan oleh proses.
4. Mengirim instruksi ke ALU bila ada perhitungan aritmatika atau perbandingan logika serta mengawasi kerja.
5. Menyimpan hasil proses ke memori utama.

Intinya unit kontrol merupakan rangkaian kombinatorial.
Sinyal – sinyal logika inputnya akan didekodekan menjadi sekumpulan sinyal – sinyal logika output, yang merupakan sinyal – sinyal kontrol ke sistem komputer.
Input unit kontrol meliputi sinyal sinyal register instruksi, pewaktu, flag, dan sinyal bus kontrol.Sinyal – sinyal input tersebut sebagai masukan bagi unit kontrol dalam mengetahui status computer Selanjutnya didekodekan menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan sistem kerja komputer.
3. Komputasi parallel , pemrograman parallel & tujuan pemrograman parallel. – aliran data & aliran istruksi berdasarkan M.J. Flynn. – motivasi yang menyebabkan ada’ya kebutuhan akan pengolahan parallel.

Jawab:
a.) Komputasi paralel adalah salah satu teknik melakukan komputasi secara bersamaan dengan memanfaatkan beberapa komputerindependen secara bersamaan.
– Pemrograman paralel adalah teknik pemrograman komputeryang memungkinkan eksekusi perintah/operasi secara bersamaan (komputasi paralel), baik dalam komputer dengan satu (prosesor tunggal) ataupun banyak (prosesor ganda dengan mesin paralel) CPU.
Tujuan utama dari pemrograman paralel adalah untuk meningkatkan performa komputasi. Semakin banyak hal yang bisa dilakukan secara bersamaan (dalam waktu yang sama), semakin banyak pekerjaan yang bisa diselesaikan. a. apa yg anda ketahui tentang komputasi pararel,pemograman pararel,apa tujuan nya?
Komputer Paralel :

-. Komputer yang memiliki kemampuan untuk melakukan pengolahan parallel atau komputer multi-prosesor dengan kemampuan melakukan pengolahan parallel
Tujuan:
-. pengolahan informasi yang menekankan pada manipulasi data-data elemen secara simultan.
-. dimaksudkan untuk mempercepat komputasi dari sistem komputer dan menambah jumlah keluaran yang dapat dihasilkan dalam jangka waktu tertentu.

b.)
konsep aliran data dan aliran instruksi menurut M.J.Flynn:
Pengklasifikasian oleh Flynn, dikenal sebagai Taksonomi Flynn, membedakan komputer paralel ke dalam empat kelas berdasarkan konsep aliran data (data stream) dan aliran instruksi (instruction stream), sebagai : SISD, SIMD, MISD, MIMD.

SISD (Single Instruction stream, Single Data stream)
Komputer tunggal yang mempunyai satu unit kontrol, satu unit prosesor dan satu unit memori.

SIMD (Single Instruction stream, Multiple Data stream)
Komputer yang mempunyai beberapa unit prosesor di bawah satu supervisi satu unit common control. Setiap prosesor menerima instruksi yang sama dari unit kontrol, tetapi beroperasi pada data yang berbeda.

MISD (Multiple Instruction stream, Single Data stream)
Sampai saat ini struktur ini masih merupakan struktur teoritis dan belum ada komputer dengan model ini.

MIMD (Multiple Instruction stream, Multiple Data stream)
Organisasi komputer yang memiliki kemampuan untuk memproses beberapa program dalam waktu yang sama. Pada umumnya multiprosesor dan multikomputer termasuk dalam kategori ini.

c.) motivasi pengolahan pararel:
Motivasi :
– Pengolahan data numerik dalam jumlah yang sangat besar.

– Kebutuhan akan ketersediaan data yang senantiasa up to date.

4. Pengertian Instruksi yang terdapat dalam system computer. – bagan alur konsep keadaan (sttus) proses.

Jawab:
Konsep Keadaan (Status) Proses

5. RISC & CISC) ?
Jawab:
CISC (Complex Instruction Set Computer)Arsitektur komputer dengan kumpulan perintah yang rumit
CISC dimaksudkan untuk meminimumkan jumlah perintah yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan. (Jumlah perintah sedikit tetapi rumit) Konsep CISC menjadikan mesin mudah untuk diprogram dalam bahasa rakitan, tetapi konsep ini menyulitkan dalam penyusunan kompiler bahasa pemrograman tingkat tinggi. Dalam CISC banyak terdapat perintah bahasa mesin.

RISC (Reduced Instruction Set Computer) Arsitektur komputer dengan kumpulan perintah yang sederhana
RISC menyederhanakan rumusan perintah sehingga lebih efisien dalam penyusunan compiler yang pada akhirnya dapat memaksimumkan kinerja program yang ditulis dalam bahasa tingkat tinggi. Konsep arsitektur RISC banyak menerapkan proses eksekusi pipeline. Meskipun jumlah perintah tunggal yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan yang diberikan mungkin lebih besar, eksekusi secara pipeline memerlukan waktu yang lebih singkat daripada waktu untuk melakukan pekerjaan yang sama dengan menggunakan perintah yang lebih rumit.

KARAKTERISTIK RISC

Satuinstruksipersiklus
Operasiregister to register
Mode pengalamatanyang sederhana
Format instruksiyang sederhana
Desainhardwired (tanpamicrocode)
Format instruksiyang fix
Prosescompile yang cepat

Ciri-Ciri RISC

1. Instruksi berukuran tunggal
2. Ukuran yang umum adalah 4 byte
3. Jumlah pengalamatan data sedikit, biasanya kurang dari 5 buah.
4. Tidak terdapat pengalamatan tak langsung yang mengharuskan melakukan sebuah akses memori agar memperoleh alamat operand lainnya dalam memori
5. Tidak terdapat operasi yang menggabungkan operasi load/store dengan operasi aritmatika, seperti penambahan ke memori dan penambahan dari memori.
6. Tidak terdapat lebih dari satu operand beralamat memori per instruksi
7. Tidak mendukung perataan sembarang bagi data untuk operasi load/ store
8. Jumlah maksimum pemakaian memori manajemen bagi suatu alamat data adalah sebuah instruksi .
9. Jumlah bit bagi integer register spesifier sama dengan 5 atau lebih, artinya sedikitnya 32 buah register integer dapat direferensikan sekaligus secara eksplisit.
10. Jumlah bit floating point register spesifier sama dengan 4 atau lebih, artinya sedikitnya 16 register floating point dapat direferensikan sekaligus secara eksplisit. Beberapa prosesor implementasi dari arsiteketur RISC adalah AMD 29000, MIPS R2000, SPARC, MC 88000, HP PA, IBM RT/TC, IBM RS/6000, intel i860, Motorola 88000 (keluarga Motorola), PowerPC G5

6. a.) Interconnection network?
Jawab:
– Internet (Interconnection Network) adalah sekumpulan jaringan komputer yang terhubung satu dengan yang lain dalam sebuah jaringan.
– Interconnection Network yang berarti hubungan antar jaringan komputer (network).
atau suatu sistem komunikasi data antar komputer. sebuah jaringan komputer dalam skala global/mendunia. Jaringan komputer ini berskala internasional yang dapat membuat masing-masing komputer saling berkomunikasi. Network ini membentuk jaringan inter-koneksi (Inter-connected network) yang terhubung melalui protokol TCP/IP.

b.) Gambar dan model topologi?
1. Topologi Jaringan Mesh

2. Topologi Jaringan Bintang (Star)

3. Topologi Jaringan Bus

4. Topologi Jaringan Pohon (Tree)

5. Topologi Jaringan Cincin (Ring)

6.) Media-media interconnection network:
-Modem,Router
-HUB,Switch
-Bridge
-NIC
-Kabel UTP
-Kable Coaxial, Kabel Fiber Optik, dll

Meninggalkan komentar

TEHNIK PIPENELING

TEHNIK PIPENELING
Pipelining, merupakan fitur standar pada prosesor RISC, tidak sama dengan assembly line. Karena prosesor bekerja pada berbagai langkah dari instruksi pada saat yang sama, beberapa pekerjaan bisa dilaksanakan dalam jangka waktu yang lebih singkat.

Teknologi Pipeline yang digunakan pada komputer bertujuan untuk meningkatkan kinerja dari komputer.

Secara sederhana, pipeline adalah suatu cara yang digunakan untuk melakukan sejumlah kerja secara bersamaan tetapi dalam tahap yang berbeda yang dialirkan secara berlanjut pada unit pemrosesan. Dengan cara ini, maka unit pemroses akan selalu bekerja.
Teknik pipeline ini dapat diterapkan pada berbagai tingkatan dalam sistem komputer. Bisa pada level yang tinggi, misalnya program aplikasi, sampai pada tingkat yang rendah, seperti pada instruksi yang dijalankan oleh microprocessor.

Teknik pipeline yang diterapkan pada microprocessor, dapat dikatakan sebuah arsitektur khusus. Ada perbedaan khusus antara model microprocessor yang tidak menggunakan arsitektur pipeline dengan microprocessor yang menerapkan teknik ini.
1. Pada microprocessor yang tidak menggunakan pipeline,
satu instruksi dilakukan sampai selesai, baru instruksi berikutnya dapat dilaksanakan.
2. Pada microprocessor yang menggunakan teknik pipeline, ketika satu instruksi sedangkan diproses, maka instruksi yang berikutnya juga dapat diproses dalam waktu yang bersamaan. Tetapi, instruksi yang diproses secara bersamaan ini, ada dalam tahap proses yang berbeda. Jadi, ada sejumlah tahapan yang akan dilewati oleh sebuah instruksi.

Misalnya sebuah microprocessor menyelesaikan sebuah instruksi dalam 4 langkah, Ketika instruksi pertama masuk ke langkah 2, maka instruksi berikutnya diambil untuk diproses pada langkah 1 instruksi tersebut. Begitu seterusnya, ketika instruksi pertama masuk ke langkah 3, instruksi kedua masuk ke langkah 2 dan instruksi ketiga masuk ke langkah 1.
Dengan penerapan pipeline ini pada microprocessor akan didapatkan peningkatan dalam unjuk kerja microprocessor. Hal ini terjadi karena beberapa instruksi dapat dilakukan secara parallel dalam waktu yang bersamaan. Secara kasarnya diharapkan akan didapatkan peningkatan beberapa kali dibandingkan dengan microprocessor yang tidak menggunakan pipeline, apabila tahapan yang ada dalam satu kali pemrosesan instruksi adalah banyak tahap.
Teknik pipeline ini menyebabkan ada sejumlah hal yang harus diperhatikan sehingga ketika diterapkan dapat berjalan dengan baik.

Tiga kesulitan yang sering dihadapi ketika menggunakan teknik pipeline ini adalah :
1. Terjadinya penggunaan resource yang bersamaan,
2. Ketergantungan terhadap data, dan
3. Pengaturan Jump ke suatu lokasi memori.

Karena beberapa instruksi diproses secara bersamaan ada kemungkinan instruksi tersebut sama-sama memerlukan resource yang sama, sehingga diperlukan adanya pengaturan yang tepat agar proses tetap berjalan dengan benar. Sedangkan ketergantungan terhadap data, bisa muncul, misalnya instruksi yang berurutan memerlukan data dari instruksi yang sebelumnya.
Kasus Jump, juga perlu perhatian, karena ketika sebuah instruksi meminta untuk melompat ke suatu lokasi memori tertentu, akan terjadi perubahan program counter, sedangkan instruksi yang sedang berada dalam salah satu tahap proses yang berikutnya mungkin tidak mengharapkan terjadinya perubahan program counter.
Dengan menerapkan teknik pipeline ini, akan ditemukan sejumlah perhatian yang khusus terhadap beberapa hal di atas, tetapi tetap akan menghasilkan peningkatan yang berarti dalam kinerja microprocessor. Ada kasus tertentu yang memang sangat tepat bila memanfaatkan pipeline ini, dan juga ada kasus lain yang mungkin tidak tepat bila menggunakan teknologi pipeline.

Meninggalkan komentar

JARKOM & KISI

PENGETIAN SUBNETTING
Subnetting adalah suatu metode untuk memperbanyak network ID dari suatu network ID yang telahanda miliki. Contoh kasus diperiukannya subnetting: Sebuah perusahaan memperoleh IP address network kelas C 192.168.0.0. Dengan IP network tersebut maka akan didapatkan sebanyak 254 (28-2) alamat IP address yang dapat kita pasang pada komputer yang terkoneksi ke jaringan. Yang menjadi masalah adalah bagaimana mengelola jaringan dengan jumlah komputer lebih dari 254 tersebut. Tentu tidak mungkin jika anda harus menempatkan komputer sebanyak itu dalam satu lokasi. Jika anda hanya menggunakan 30 komputer dalam satu kantor, maka ada 224 IP address yang tidak akan terpakai. Untuk mensiasati jumlah IP address yang tidak terpakai tersebut dengan jalan membagi IP network menjadi beberapa network yang lebih kecil yang disebut subnet.
Rumus untuk menghitung jumlah subnet adalah: 2n -2 n adalah jumlah bit yang diselubungi
Rumus untuk menghitung jumlah host per subnet = 2N – 2 N adalah jumlah bit yang masih tersisa untuk host ID
Menangani kasus subnetting, biasanya berpusat pada 5 bagian, yaitu Jumlah Subnet, Jumlah Host Per Subnet, Blok Subnet, Subnet ID, Broadcast ID. Dari kasus diatas, kita harus mencari nilai x atau yang disebut sebagai mask bits. Mask bits ini bernilai 1 yaitu banyaknya nilai 1 biner pada oktet terakhir subnetmask suatu IP Address. Kemudian kita juga harus mencari nilai y yaitu banyaknya nilai 0 pada oktet terakhir subnetmask suatu IP Address.
1. Mencari Jumlah Subnet.
Jumlah subnet dapat dihitung dengan rumus 2x.
Nilai x adalah 3 (ini lho yang ada garis bawahnya “1111111.11111111.11111111.11100000”)
Jadi jumlah subnet sesuai dengan rumus tersebut adalah 23 = 8 subnet.
2. Mencari Jumlah Host Per Subnet.
Jumlah Host per Subnet, dapat dihitung dengan rumus 2y-2.
Nilai y adalah 5 (ini lho yang ada garis bawahnya “1111111.11111111.11111111.11100000”)\
Jadi Jumlah Host Per Subnet, jika dihitung dengan rumus diatas adalah 25-2 = 30 Host Per Subnet.
3. Jumlah Blok Subnet.
Jumlah Blok Subnet dihitung dengan 256 – 224 = 32.
Nilai 256 didapat dari mengkonfersi bilangan biner menjadi bilangan desimal. Bilangan biner mana yang dikonversi? Bilangan biner yang akan dikonversi adalah bilangan biner yang membentuk oktet pada IP Address, hanya saja bilangan biner tersebut harus diberi nilai maksimal, yaitu nilai 1. Karena dalam 1 oktet terdapat 8 bit bilangan biner, maka sesuai dengan kaidah diatas, semua bit akan diisi dengan angka 1. kemudian dikonversi menjadi bilangan desimal.
Kalau Nilai 224, dari mana pak? Ooooo itu ya… sebenarnya sama saja, hanya saja nilai 224 itu didapat dari oktet terakhir subnetmask. Coba lihat, subnetmask yang dibentuk dari /27 yang dijadikan bilangan biner semua. Ini dia “1111111.11111111.11111111.11100000” nah, disini dapat saya jabarkan bahwa pada barisan tersebut (yang saya kasih tebal dan garis bawah). Nilai itu jika dikonversi menjadi bilangan desimal akan bernilai 224.
Jadi, blok subnet selanjutnya adalah kelipatan dari 32. Blok Subnet lengkapnya adalah sebagai berikut 0, 32, 64, 96, 128, 160, 192, 224

4. Subnet ID dan Broadcast ID jadinya seperti ini
Buat dulu tabelnya berdasarkan blok subnet yang ada :
Subnet Host Awal Host Akhir Broadcast
192.168.0.0 192.168.0.1 192.168.0.30 192.168.0.31
192.168.0.32 192.168.0.33 192.168.0.62 192.168.0.63
192.168.0.64 192.168.0.65 192.168.0.94 192.168.0.95
192.168.0.96 192.168.0.97 192.168.0.126 192.168.0.127
192.168.0.128 192.168.0.129 192.168.0.158 192.168.0.159
192.168.0.160 192.168.0.161 192.168.0.190 192.168.0.191
192.168.0.192 192.168.0.193 192.168.0.222 192.168.0.223
192.168.0.224 192.168.0.225 192.168.0.254 192.168.0.255

PENGERTIAN DNS
1.1. Sejarah DNS
Sebelum dipergunakannya DNS, jaringan komputer menggunakan HOSTS files yang berisi informasi dari nama komputer dan IP address-nya. Di Internet, file ini dikelola secara terpusat dan di setiap loaksi harus di copy versi terbaru dari HOSTS files, dari sini bisa dibayangkan betapa repotnya jika ada penambahan 1 komputer di jaringan, maka kita harus copy versi terbaru file ini ke setiap lokasi. Dengan makin meluasnya jaringan internet, hal ini makin merepotkan, akhirnya dibuatkan sebuah solusi dimana DNS di desain menggantikan fungsi HOSTS files, dengan kelebihan unlimited database size, dan performace yang baik. DNS adalah sebuah aplikasi services di Internet yang menerjemahkan sebuah domain name ke IP address. Sebagai contoh, www untuk penggunaan di Internet, lalu diketikan nama domain, misalnya: yahoo.com maka akan di petakan ke sebuah IP mis 202.68.0.134. Jadi DNS dapat di analogikan pada pemakaian buku telepon, dimana orang yang kita kenal berdasarkan nama untuk menghubunginya kita harus memutar nomor telepon di pesawat telepon. Sama persis, host computer mengirimkan queries berupa nama komputer dan domain name server ke DNS, lalu oleh DNS dipetakan ke IP address.
1.2. Domain Name System (DNS)
Domain Name System (DNS) adalah distribute database system yang digunakan untuk pencarian nama komputer (name resolution) di jaringan yang mengunakan TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). DNS biasa digunakan pada aplikasi yang terhubung ke Internet seperti web browser atau e-mail, dimana DNS membantu memetakan host name sebuah komputer ke IP address. Selain digunakan di Internet, DNS juga dapat di implementasikan ke private network atau intranet dimana DNS memiliki keunggulan seperti:
1. Mudah, DNS sangat mudah karena user tidak lagi direpotkan untuk mengingat IP address sebuah komputer cukup host name (nama Komputer).
2. Konsisten, IP address sebuah komputer bisa berubah tapi host name tidak berub
3. Simple, user hanya menggunakan satu nama domain untuk mencari baik di Internet maupun di Intranet.

1.3. Apa itu DNS?
DNS dapat disamakan fungsinya dengan buku telepon. Dimana setiap komputer di jaringan Internet memiliki host name (nama komputer) dan Internet Protocol (IP) address. Secara umum, setiap client yang akan mengkoneksikan komputer yang satu ke komputer yang lain, akan menggunakan host name. Lalu komputer anda akan menghubungi DNS server untuk mencek host name yang anda minta tersebut berapa IP address-nya. IP address ini yang digunakan untuk mengkoneksikan komputer anda dengan komputer lainnya.
1.4. Struktur DNS
Domain Name Space merupakan sebuah hirarki pengelompokan domain berdasarkan nama, yang terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya: Root-Level Domains Domain ditentukan berdasarkan tingkatan kemampuan yang ada di struktur hirarki yang disebut dengan level. Level paling atas di hirarki disebut dengan root domain. Root domain di ekspresikan berdasarkan periode dimana lambang untuk root domain adalah (“.”). Top-Level Domains Pada bagian dibawah ini adalah contoh dari top-level domains:
– com Organisasi Komersial
– edu Institusi pendidikan atau universitas
– org Organisasi non-profit
– net Networks (backbone Internet)
– gov Organisasi pemerintah non militer
– mil Organisasi pemerintah militer
– num No telpon
– arpa Reverse DNS
– xx dua-huruf untuk kode negara (id:Indonesia,sg:singapura,au:australia,dll)
Top-level domains dapat berisi second-level domains dan hosts.
1.5. Bagaimana DNS itu bekerja?
Fungsi dari DNS adalah menerjemahkan nama komputer ke IP address (memetakan). Client DNS disebut dengan resolvers dan DNS server disebut dengan name servers. Resolvers atau client mengirimkan permintaan ke name server berupa queries. Name server akan memproses dengan cara mencek ke local database DNS, menghubungi name server lainnya atau akan mengirimkan message failure jika ternyata permintaan dari client tidak ditemukan.
2 Protokol pada Transport Layer sebutkan dan jelaskan perbedaannya
Transport Layer adalah salah satu layer dalam OSI model. Transport Layer Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan. Protokol yang terdapat dalam Transport Layer adalah TCP dan UDP.

* TCP (Transmition Control Protocol)
Protokol ini merupakan salah satu protokol utama dalam internet dan bersifat connection oriented. TCP merupakan salah satu dari dua komponen asli suite (yang lainnya adalah Internet Protocol, atau IP), sehingga seluruh paket sering disebut sebagai TCP / IP. Sedangkan IP menangani tingkat transmisi yang lebih rendah dari komputer ke komputer sebagai pesan membuat jalan di Internet, TCP beroperasi pada tingkat tinggi, hanya peduli dengan dua sistem akhir, misalnya browser Web dan server Web. Aplikasi yang menggunakan TCP adalah Browser Web, E-mail, Transfer file.

* UDP (User Datagram Protocol)
UDP adalah protokol sederhana, connectionless. Dengan UDP, aplikasi komputer dapat mengirim pesan, dalam hal ini disebut sebagai datagram, untuk host lain pada Internet Protocol (IP) jaringan tanpa membutuhkan komunikasi sebelum mengatur saluran khusus atau jalur transmisi data.UDP kadang-kadang disebut Universal Datagram Protocol.

TCP (Transmission Control Protocol) adalah protocol yang connection-oriented, yang berarti komunikasi yang melewatinya membutuhkan handshaking untuk mengatur koneksi end-to-end. Koneksi dapat dibuat dari client ke server, dan kemudian banyak data dapat dikirimkan melalui konesi itu.
TCP memiliki ciri-ciri yaitu sebagai berikut:
• Terpercaya
TCP mengatur pesan acknoweledegment, retransmission, dan timeout. Banyak usaha untuk mengirimkan pesan yang dibuat dengan terpercaya. Jika hilang ditengah jalan, server akan meminta kembali bagian yang hilang. Di TCP, tidak ada data yang hilang atau dalam beberapa kasus timeouts, koneksi didrop.
• Terurut
Jika dua pesan dikirimkan sepanjang koneksi, satu demi satu, pesan yang pertama akan mencapai aplikasi penerima pertama. Ketika paket data tiba di urutan yang berbeda, layer TCP menahan data selanjutnya sampai data yang baru saja datang dapat di urutkan kembali dan dikirimkan ke aplikasi.
• Heavyweight
TCP meminta tiga paket hanya untuk mensetup socket, sebelum beberapa data aktual dapat dikirimkan. Ini mengatur koneksi, reliability, dan congestion control. Ini adalah protocol transport yang besar yang didesain di atas IP
• Streaming
Data dibaca sebagai “stream”, dengan tidak membedakan dimana satu paket berakhir dan yang lin dimulai. Paket mungkin dipisah atau digabungkan ke dalam data streams yang lebih besar atau lebih kecil secara sewenang-wenang.
UDP (Unit Datagram Protocol) adalah protocol connectionless message-based yang lebih sederhana. Di protocol connectionless, tidak ada usaha yang dibuat untuk koneksi end-to-end. Koumikasi dicapai dengan mengirimkan informasi satu arah, dari source ke destination tanpa mengecek untuk melihat apakah tujuan masih ada, atau apakah koneksi disiapkan untuk menerima informasi. Paket UDP melewati jaringan dalam unit-unit yang berdiri sendiri.
Ciri-ciri UDP adalah:
• Tidak terpercaya
Ketika pesan dikirimkan, tidak dapat diketahui apakah akan sampai tujuan. Paket dapat hilang di jalan. Tidak ada konsep acknoweledgment, retransimission, dan timeout.
• Tidak terurutJika dua pesan dikirimkan ke penerima yang sama, urutan sampainya tidak dapat diprediksi.
• Lightweight
Tidak ada pemesanan pesan, tidak ada pelacakan koneksi, dll. Layer transport yang kecil yang didesain di atas IP.
• Datagrams
Paket yang dikirimkan secara individu dan dijamin akan utuh jika sampai. Paket-paket memiliki batas-batas yang pasti, dan tidak dipisan dan dibagi ke dalam data stream yang mungkin ada.

1. HTTP (HyperText Transfer Protocol) adalah protokol yang digunakan untuk mentransfer dokumen dalam World Wide Web (WWW). Protokol ini adalah protokol ringan, tidak berstatus dan generik yang dapat dipergunakan berbagai macam tipe dokumen. HTTP ini sendiri adalah sebuah protokol meminta / menjawab antara client dan server.
2. TCP (Transmission Control Protocol) adalah suatu protokol yang berada di lapisan transport (baik itu dalam tujuh lapis model referensi OSI atau model DARPA) yang berorientasi sambungan (connection-oriented) dan dapat diandalkan (reliable).
3. ICMP (Internet Control Message Protocol) adalah salah satu protokol inti dari keseluruhan protokol internet. ICMP ini bertugas mengirimkan pesan-pesan kesalahan dan kondisi lain yang memerlukan perhatian khusus. Pesan atau paket ICMP dikirim jika terjadi masalah pada layer IP dan layer atasnya (TCP/UDP).
4. UDP (User Datagram Protocol) adalah salah satu protokol lapisan transport TCP/IP yang mendukung komunikasi unreliable, connectionless antara host-host dalam jaringan yang menggunakan TCP/IP.
5. ARP (Address Resolution Protocol) adalah salah satu anggota dari kumpulan protokol TCP/IP yang berada pada tingkatan layer 2 menurut OSI. ARP bertugas menerjemahkan pengalamatan (mapping) dari alamat IP (IP Address) menjadi MAC (Media Access Control).
6. RARP (Reverse Address Resolution Protocol) adalah protokol yang bertugas untuk menemukan IP address suatu host yang hanya tahu Hardware address-nya saja (misal pada diskless machine). Host akan mengirim paket berikut alamat MAC-nya secara broadcast, untuk meminta alamat IP yang sesuai. RARP server akan menjawab paket tersebut, sehingga alamat IP akan teridentifikasi.
“Three-Way Handshake”
Three-Way Handshake adalah proses pembuatan koneksi TCP yang bertujuan melakukan sinkronisasi terhadap nomor urut dan nomor acknowledgement yang dikirimkan oleh kedua host dan saling bertukar ukuran TCP Window.
Prosesnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Host pertama (yang ingin membuat koneksi) akan mengirimkan sebuah segmen TCP dengan flag SYN dan diaktifkan kepada host kedua (yang akan diajak komunikasi).
2. Host kedua akan meresponnya dengan mengirimkan segmen dengan acknowledgement dan juga SYN kepada host pertama.
Lapisan jaringan atau Network layer adalah lapisan ketiga dari bawah dalam model referensi jaringan OSI. Lapisan ini bertanggung jawab untuk melakukan beberapa fungsi berikut:
 Pengalamatan logis dan melakukan pemetaan (routing) terhadap paket-paket melalui jaringan.
 Membuat dan menghapus koneksi dan jalur koneksi antara dua node di dalam sebuah jaringan.
 Mentransfer data, membuat dan mengkonfirmasi penerimaan, dan mengeset ulang koneksi.
Lapisan jaringan juga menyediakan layanan connectionless dan connection-oriented terhadap lapisan transport yang berada di atasnya. Lapisan jaringan juga melakukan fungsinya secara erat denganlapisan fisik (lapisan pertama) dan lapisan data-link (lapisan kedua) dalam banyak implementasi protokol dunia nyata.
1. Physical Layer.Pada lapisan ini TCP/IP tidak mendefinisikan protokol yang spesifik. Artinya TCP/IP mendukung semua standar dan proprietary protokol lain. Pada lapisan ini ditentukan karakteristik media transmisi, rata-rata pensinyalan, serta skema pengkodean sinyal dan sarana sistem pengiriman data ke device yang terhubung ke network
2. Data Link Layer. Berkaitan dengan logical-interface diantara satu ujung sistem dan jaringan dan melakukan fragmentasi atau defragmentasi datagram. Ada juga beberapa pendapat yang menggabungkan lapisan ini dengan lapisan fisik sehingga kedua lapisan ini dianggap sebagai satu lapisan, sehingga TCP/IP dianggap hanya terdiri dari empat lapis. Perhatikan perbandingannya pada kedua gambar di atas.
3. Network Layer Internet Protocol (IP). Berkaitan dengan routing data dari sumber ke tujuan. Pelayanan pengiriman paket elementer. Definisikan datagram (jika alamat tujuan tidak dalam jaringan lokal, diberi gateway = device yang menswitch paket antara jaringan fisik yang beda; memutuskan gateway yang digunakan). Pada lapisan ini TCP/IP mendukung IP dan didukung oleh protokol lain yaitu RARP, ICMP, ARP dan IGMP.
1. Internetworking Protocol (IP) Adalah mekanisme transmisi yang digunakan oleh TCP/IP. IP disebut juga unreliable dan connectionlessdatagram protocol-a besteffort delivery service. IP mentransportasikan data dalam paket-paket yang disebut datagram.
2. Address Resolution Protocol (ARP) ARP digunakan untuk menyesuaikan alamat IP dengan alamatfisik (Physical address).
3. Reverse Address Resolution Protocol (RARP) RARP membolehkan host menemukan alamat IP nya jika dia sudah tahu alamat fiskinya. Ini berlaku pada saat host baru terkoneksi ke jaringan.
4. Internet Control Message Protocol (ICMP) ICMP adalah suatu mekanisme yang digunakan oleh sejumlah host dan gateway untuk mengirim notifikasi datagram yang mengalami masalah kepada host pengirim.Internet
5. Group Message Protocol (IGMP) IGMP digunakan untuk memfasilitasi transmisi message yang simultan kepasa kelompok/group penerima.

4. Transport Layer. Pada lapisan ini terbagi menjadi dua, UDP dan TCP
1. User Datagram Protocol (UDP) UDP adalah protokol process-to-process yang menambahakan hanya alamat port, check-sum error control, dan panjang informasi data dari lapisan di atasnya. (Connectionless)
2. Transmission Control Protocol (TCP) TCP menyediakan layanan penuh lapisan transpor untuk aplikasi. TCP juga dikatakan protokol transport untuk stream yang reliabel. Dalam konteks ini artinya TCP bermakna connectionoriented, dengan kata lain: koneksi end-to-end harus dibangun dulu di kedua ujung terminal sebelum kedua ujung terminal mengirimkan data. (Connection Oriented)
5. Application Layer. Layer dalam TCP/IP adalah kombinasi lapisan-lapisansession, presentation dan application pada OSI yang menyediakan komunikasi diantara proses atau aplikasi-aplikasi pada host yang berbeda: telnet, ftp, http, dll.

GAMBAR: Protocol Data Unit (PDU) pada arsitektur TCP/IP
Untuk mengontrol operasi pertukaran data, informasi kontrol serta data user harus ditransmisikan, sebagaimana digambarkan pada gambar di bawah. Dapat dikatakan bahwa proses pengiriman menggerakkan satu blok data dan meneruskannya ke TCP. TCP memecah blok data ini menjadi bagian-bagian kecil agar mudah disusun. Untuk setiap bagian-bagian kecil ini, TCP menyisipkan informasi kontrol yang disebut sebagai TCP header, yang akhirnya membentuk segmen TCP. Informasi kontrol dipergunakan oleh pasangan (peer) entiti protokol TCP pada host lainnya. Contoh item-item yang termasuk dalam header ini adalah sebagai berikut:
• Destination port: saat entiti penerima TCP menerima segmen TCP, harus diketahui kepada siapa data tersebut dikirimkan.
• Sequence number: TCP memberikan nomor yang dikirim secara bertahap ke port tujuan, sehingga jika destination menerima tidak sesuai dengan urutannya, maka entiti destination akan meminta untuk dikirim kembali.
Beberapa Hardware pendukung jaringan dan Fungsinya
1. Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket datamelalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing.
2. Modem berasal dari singkatan MOdulator DEModulator. Modulator merupakan bagian yang mengubah sinyal informasi kedalam sinyal pembawa (carrier) dan siap untuk dikirimkan, sedangkan Demodulator adalah bagian yang memisahkan sinyal informasi (yang berisi data atau pesan) dari sinyal pembawa yang diterima sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik. Modem merupakan penggabungan kedua-duanya, artinya modem adalah alat komunikasi dua arah.
3. Hub
Sama seperti switch, tetapi perbedaannya adalah hub tidak memiliki faslitas routing. Sehingga semua informasi yang datang akan dikirimkan ke semua komputer (broadcast).
Hub adalah istilah umum yang digunakan untuk menerangkan sebuah central connection point untuk komputer pada network. Fungsi dasar yang dilakukan oleh hub adalah menerima sinyal dari satu komputer dan mentransmisikannya ke computer yang lain.sebuah Hub bisa active atau passive. Active hub bertindak sebagai repeater: ia meregenerasi dan mengirimkan sinyal yang diperkuat. Passive hub hanya bertindak sebagai kotak sambungan; ia membagi/memisahkan sinyal yang masuk untuk ditransmisikan ke seluruh network.

4. SWITCH
Biasanya switch banyak digunakan untuk jaringan LAN token star.
Dan switch ini digunakan sebagai repeater/penguat. Berfungsi untuk menghubungkan kabel-kabel UTP ( Kategori 5/5e ) komputer yang satu dengan komputer yang lain. Dalam switch biasanya terdapat routing, routing sendiri berfungsi untuk batu loncat untuk melakukan koneksi dengan komputer lain dalam LAN.
Switch adalah hub pintar yang mempunyai kemampuan untuk menentukan tujuan MAC address dari packet. Daripada melewatkan packet
ke semua port, switch meneruskannya ke port dimana ia dialamatkan. Jadi
switch dapat secara drastic mengurangi traffic network.
Switch memelihara daftar MAC address yang dihubungkan ke port-portnya yang ia gunakan untuk menentukan kemana harus mengirimkan
paketnya. Karena ia beroperasi pada MAC address bukan pada IP address,
switch secara umum lebih cepat daripada sebuah router.

Design Network MAN studi kasus 2 kantor cabang terkoneksi dengan kantor pusat

Tag | Meninggalkan komentar

BIMTEK SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN

1. Pengisian Data Kesiswan
2. Pengisian Data Guru
3. Pengisian Data Pegawai
4. Pengisian Data Akademik
5. Pengisian Data Keuangan
6. dll.
7. Laporan
http://202.149.73.67/index.php?

Tag | Meninggalkan komentar

Source Code Hp Java Netbeans

/*
* Hp.java
*
* Created on April 21, 2009, 4:57 AM
*/

package hp;

/**
*
* @author Administrator
*/
public class Hp extends javax.swing.JDialog {

/** Creates new form Hp */
public Hp(java.awt.Frame parent, boolean modal) {
super(parent, modal);
initComponents();
}

/** This method is called from within the constructor to
* initialize the form.
* WARNING: Do NOT modify this code. The content of this method is
* always regenerated by the Form Editor.
*/
@SuppressWarnings(“unchecked”)
//
private void initComponents() {

buttonGroup1 = new javax.swing.ButtonGroup();
jPanel1 = new javax.swing.JPanel();
layar = new javax.swing.JTextField();
jPanel2 = new javax.swing.JPanel();
jRadioButton1 = new javax.swing.JRadioButton();
jRadioButton2 = new javax.swing.JRadioButton();
jRadioButton3 = new javax.swing.JRadioButton();
jPanel3 = new javax.swing.JPanel();
jButton16 = new javax.swing.JButton();
jPanel4 = new javax.swing.JPanel();
jButton1 = new javax.swing.JButton();
jButton2 = new javax.swing.JButton();
jButton3 = new javax.swing.JButton();
jButton4 = new javax.swing.JButton();
jButton5 = new javax.swing.JButton();
jButton6 = new javax.swing.JButton();
jButton7 = new javax.swing.JButton();
jButton8 = new javax.swing.JButton();
jButton9 = new javax.swing.JButton();
jButton18 = new javax.swing.JButton();
jButton19 = new javax.swing.JButton();
jButton20 = new javax.swing.JButton();
jPanel5 = new javax.swing.JPanel();
jButton11 = new javax.swing.JButton();
jButton12 = new javax.swing.JButton();
jButton13 = new javax.swing.JButton();
jButton14 = new javax.swing.JButton();
jButton15 = new javax.swing.JButton();
jLabel1 = new javax.swing.JLabel();

setDefaultCloseOperation(javax.swing.WindowConstants.DISPOSE_ON_CLOSE);
setTitle(“Hp Made By Moh. Shohib Habibi”);
setBackground(java.awt.Color.black);
setForeground(new java.awt.Color(255, 0, 204));
setIconImage(null);

jPanel1.setBackground(new java.awt.Color(102, 102, 255));
jPanel1.setBorder(new javax.swing.border.SoftBevelBorder(javax.swing.border.BevelBorder.RAISED));

layar.setText(” “);

javax.swing.GroupLayout jPanel1Layout = new javax.swing.GroupLayout(jPanel1);
jPanel1.setLayout(jPanel1Layout);
jPanel1Layout.setHorizontalGroup(
jPanel1Layout.createParallelGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.LEADING)
.addGroup(jPanel1Layout.createSequentialGroup()
.addContainerGap()
.addComponent(layar, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, 398, Short.MAX_VALUE)
.addContainerGap())
);
jPanel1Layout.setVerticalGroup(
jPanel1Layout.createParallelGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.LEADING)
.addGroup(jPanel1Layout.createSequentialGroup()
.addContainerGap()
.addComponent(layar, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, 27, Short.MAX_VALUE)
.addContainerGap())
);

jPanel2.setBackground(new java.awt.Color(153, 153, 255));
jPanel2.setBorder(javax.swing.BorderFactory.createTitledBorder(“”));

buttonGroup1.add(jRadioButton1);
jRadioButton1.setText(“Nama”);

buttonGroup1.add(jRadioButton2);
jRadioButton2.setText(“Alamat”);

buttonGroup1.add(jRadioButton3);
jRadioButton3.setText(“Fakultas”);

javax.swing.GroupLayout jPanel2Layout = new javax.swing.GroupLayout(jPanel2);
jPanel2.setLayout(jPanel2Layout);
jPanel2Layout.setHorizontalGroup(
jPanel2Layout.createParallelGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.LEADING)
.addGroup(jPanel2Layout.createSequentialGroup()
.addContainerGap()
.addComponent(jRadioButton1)
.addPreferredGap(javax.swing.LayoutStyle.ComponentPlacement.RELATED, 9, Short.MAX_VALUE)
.addComponent(jRadioButton2)
.addGap(8, 8,
.addComponent(jRadioButton3))
);
jPanel2Layout.setVerticalGroup(
jPanel2Layout.createParallelGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.LEADING)
.addGroup(jPanel2Layout.createParallelGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.BASELINE)
.addComponent(jRadioButton1)
.addComponent(jRadioButton2)
.addComponent(jRadioButton3))
);

jPanel3.setBackground(new java.awt.Color(153, 153, 255));

jButton16.setText(“BackSpace”);
jButton16.addActionListener(new java.awt.event.ActionListener() {
public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
jButton16ActionPerformed(evt);
}
});

javax.swing.GroupLayout jPanel3Layout = new javax.swing.GroupLayout(jPanel3);
jPanel3.setLayout(jPanel3Layout);
jPanel3Layout.setHorizontalGroup(
jPanel3Layout.createParallelGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.LEADING)
.addGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.TRAILING, jPanel3Layout.createSequentialGroup()
.addContainerGap()
.addComponent(jButton16, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, 133, Short.MAX_VALUE)
.addContainerGap())
);
jPanel3Layout.setVerticalGroup(
jPanel3Layout.createParallelGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.LEADING)
.addGroup(jPanel3Layout.createSequentialGroup()
.addContainerGap()
.addComponent(jButton16, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, 40, Short.MAX_VALUE)
.addContainerGap())
);

jPanel4.setBackground(new java.awt.Color(153, 153, 255));

jButton1.setText(“1″);
jButton1.setToolTipText(“”);
jButton1.setName(“”); // NOI18N
jButton1.addActionListener(new java.awt.event.ActionListener() {
public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
jButton1ActionPerformed(evt);
}
});

jButton2.setText(“2 abc”);
jButton2.setToolTipText(“”);
jButton2.setName(“”); // NOI18N
jButton2.addActionListener(new java.awt.event.ActionListener() {
public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
jButton2ActionPerformed(evt);
}
});

jButton3.setText(“3 def”);
jButton3.addActionListener(new java.awt.event.ActionListener() {
public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
jButton3ActionPerformed(evt);
}
});

jButton4.setText(“4 ghi”);
jButton4.addActionListener(new java.awt.event.ActionListener() {
public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
jButton4ActionPerformed(evt);
}
});

jButton5.setText(“6 mno”);
jButton5.addActionListener(new java.awt.event.ActionListener() {
public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
jButton5ActionPerformed(evt);
}
});

jButton6.setText(“5 jkl”);
jButton6.addActionListener(new java.awt.event.ActionListener() {
public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
jButton6ActionPerformed(evt);
}
});

jButton7.setText(“7 pqrs”);
jButton7.addActionListener(new java.awt.event.ActionListener() {
public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
jButton7ActionPerformed(evt);
}
});

jButton8.setText(“8 tuv”);
jButton8.addActionListener(new java.awt.event.ActionListener() {
public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
jButton8ActionPerformed(evt);
}
});

jButton9.setText(“9 wxyz”);
jButton9.addActionListener(new java.awt.event.ActionListener() {
public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
jButton9ActionPerformed(evt);
}
});

jButton18.setText(“#”);
jButton18.addActionListener(new java.awt.event.ActionListener() {
public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
jButton18ActionPerformed(evt);
}
});

jButton19.setText(“0″);
jButton19.addActionListener(new java.awt.event.ActionListener() {
public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
jButton19ActionPerformed(evt);
}
});

jButton20.setText(“*”);
jButton20.addActionListener(new java.awt.event.ActionListener() {
public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
jButton20ActionPerformed(evt);
}
});

javax.swing.GroupLayout jPanel4Layout = new javax.swing.GroupLayout(jPanel4);
jPanel4.setLayout(jPanel4Layout);
jPanel4Layout.setHorizontalGroup(
jPanel4Layout.createParallelGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.LEADING)
.addGroup(jPanel4Layout.createSequentialGroup()
.addContainerGap()
.addGroup(jPanel4Layout.createParallelGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.LEADING)
.addGroup(jPanel4Layout.createSequentialGroup()
.addGroup(jPanel4Layout.createParallelGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.LEADING, false)
.addComponent(jButton1, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, Short.MAX_VALUE)
.addComponent(jButton7, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, 67, Short.MAX_VALUE)
.addGroup(jPanel4Layout.createSequentialGroup()
.addComponent(jButton4, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, 81, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE)
.addPreferredGap(javax.swing.LayoutStyle.ComponentPlacement.UNRELATED)))
.addGap(10, 10, 10)
.addGroup(jPanel4Layout.createParallelGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.LEADING, false)
.addComponent(jButton8, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, Short.MAX_VALUE)
.addComponent(jButton2, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, Short.MAX_VALUE)
.addComponent(jButton6, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, 78, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE))
.addPreferredGap(javax.swing.LayoutStyle.ComponentPlacement.RELATED)
.addGroup(jPanel4Layout.createParallelGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.TRAILING)
.addComponent(jButton3, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, 78, Short.MAX_VALUE)
.addComponent(jButton5, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, 78, Short.MAX_VALUE)
.addComponent(jButton9, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, 78, Short.MAX_VALUE)))
.addGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.TRAILING, jPanel4Layout.createSequentialGroup()
.addComponent(jButton20, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, 81, Short.MAX_VALUE)
.addGap(10, 10, 10)
.addComponent(jButton19, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, 78, Short.MAX_VALUE)
.addPreferredGap(javax.swing.LayoutStyle.ComponentPlacement.RELATED)
.addComponent(jButton18, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, 78, Short.MAX_VALUE)))
.addContainerGap())
);
jPanel4Layout.setVerticalGroup(
jPanel4Layout.createParallelGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.LEADING)
.addGroup(jPanel4Layout.createSequentialGroup()
.addContainerGap()
.addGroup(jPanel4Layout.createParallelGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.TRAILING)
.addGroup(jPanel4Layout.createSequentialGroup()
.addComponent(jButton2, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, 32, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE)
.addPreferredGap(javax.swing.LayoutStyle.ComponentPlacement.RELATED)
.addComponent(jButton6, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, 32, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE)
.addPreferredGap(javax.swing.LayoutStyle.ComponentPlacement.RELATED)
.addComponent(jButton8, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, 32, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE))
.addGroup(jPanel4Layout.createParallelGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.LEADING)
.addGroup(jPanel4Layout.createSequentialGroup()
.addComponent(jButton1, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, 32, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE)
.addPreferredGap(javax.swing.LayoutStyle.ComponentPlacement.RELATED)
.addComponent(jButton4, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, 32, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE)
.addPreferredGap(javax.swing.LayoutStyle.ComponentPlacement.RELATED)
.addComponent(jButton7, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, 32, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE))
.addGroup(jPanel4Layout.createSequentialGroup()
.addComponent(jButton3, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, 32, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE)
.addPreferredGap(javax.swing.LayoutStyle.ComponentPlacement.RELATED)
.addComponent(jButton5, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, 32, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE)
.addPreferredGap(javax.swing.LayoutStyle.ComponentPlacement.RELATED)
.addComponent(jButton9, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, 32, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE))))
.addPreferredGap(javax.swing.LayoutStyle.ComponentPlacement.RELATED)
.addGroup(jPanel4Layout.createParallelGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.BASELINE)
.addComponent(jButton19, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, 32, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE)
.addComponent(jButton20, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, 32, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE)
.addComponent(jButton18, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, 32, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE))
.addContainerGap(javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, Short.MAX_VALUE))
);

jPanel5.setBackground(new java.awt.Color(153, 153, 255));

jButton11.setText(“Next”);
jButton11.addActionListener(new java.awt.event.ActionListener() {
public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
jButton11ActionPerformed(evt);
}
});

jButton12.setText(“Tampil Nama”);
jButton12.addActionListener(new java.awt.event.ActionListener() {
public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
jButton12ActionPerformed(evt);
}
});

jButton13.setText(“Tampil Alamat”);
jButton13.addActionListener(new java.awt.event.ActionListener() {
public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
jButton13ActionPerformed(evt);
}
});

jButton14.setText(“Tampil Fakultas”);
jButton14.addActionListener(new java.awt.event.ActionListener() {
public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
jButton14ActionPerformed(evt);
}
});

jButton15.setText(“Simpan”);
jButton15.addActionListener(new java.awt.event.ActionListener() {
public void actionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
jButton15ActionPerformed(evt);
}
});

javax.swing.GroupLayout jPanel5Layout = new javax.swing.GroupLayout(jPanel5);
jPanel5.setLayout(jPanel5Layout);
jPanel5Layout.setHorizontalGroup(
jPanel5Layout.createParallelGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.LEADING)
.addGroup(jPanel5Layout.createSequentialGroup()
.addContainerGap()
.addGroup(jPanel5Layout.createParallelGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.LEADING)
.addComponent(jButton11, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, 105, Short.MAX_VALUE)
.addComponent(jButton12, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, 105, Short.MAX_VALUE)
.addComponent(jButton13, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, 105, Short.MAX_VALUE)
.addComponent(jButton14, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, Short.MAX_VALUE)
.addComponent(jButton15, javax.swing.GroupLayout.Alignment.TRAILING, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, 105, Short.MAX_VALUE))
.addContainerGap())
);
jPanel5Layout.setVerticalGroup(
jPanel5Layout.createParallelGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.LEADING)
.addGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.TRAILING, jPanel5Layout.createSequentialGroup()
.addContainerGap(25, Short.MAX_VALUE)
.addComponent(jButton11, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, 34, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE)
.addPreferredGap(javax.swing.LayoutStyle.ComponentPlacement.RELATED)
.addComponent(jButton12, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, 34, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE)
.addPreferredGap(javax.swing.LayoutStyle.ComponentPlacement.RELATED)
.addComponent(jButton13, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, 34, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE)
.addPreferredGap(javax.swing.LayoutStyle.ComponentPlacement.RELATED)
.addComponent(jButton14, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, 34, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE)
.addPreferredGap(javax.swing.LayoutStyle.ComponentPlacement.RELATED)
.addComponent(jButton15, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, 34, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE)
.addGap(22, 22, 22))
);

jLabel1.setBackground(new java.awt.Color(204, 255, 153));
jLabel1.setFont(new java.awt.Font(“Arial Black”, 2, 12)); // NOI18N
jLabel1.setText(“ By Shohib”);

javax.swing.GroupLayout layout = new javax.swing.GroupLayout(getContentPane());
getContentPane().setLayout(layout);
layout.setHorizontalGroup(
layout.createParallelGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.LEADING)
.addComponent(jPanel1, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, Short.MAX_VALUE)
.addGroup(layout.createSequentialGroup()
.addContainerGap()
.addGroup(layout.createParallelGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.LEADING)
.addComponent(jPanel4, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE)
.addComponent(jPanel3, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE)
.addComponent(jPanel2, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE))
.addPreferredGap(javax.swing.LayoutStyle.ComponentPlacement.RELATED)
.addGroup(layout.createParallelGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.LEADING)
.addComponent(jLabel1, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, 117, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE)
.addComponent(jPanel5, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, Short.MAX_VALUE))
.addContainerGap())
);
layout.setVerticalGroup(
layout.createParallelGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.LEADING)
.addGroup(layout.createSequentialGroup()
.addComponent(jPanel1, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE)
.addPreferredGap(javax.swing.LayoutStyle.ComponentPlacement.RELATED)
.addGroup(layout.createParallelGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.TRAILING)
.addComponent(jLabel1, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, 21, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE)
.addComponent(jPanel2, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE))
.addPreferredGap(javax.swing.LayoutStyle.ComponentPlacement.RELATED)
.addGroup(layout.createParallelGroup(javax.swing.GroupLayout.Alignment.TRAILING)
.addGroup(layout.createSequentialGroup()
.addComponent(jPanel3, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE)
.addPreferredGap(javax.swing.LayoutStyle.ComponentPlacement.UNRELATED)
.addComponent(jPanel4, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE))
.addComponent(jPanel5, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, javax.swing.GroupLayout.PREFERRED_SIZE))
.addContainerGap())
);

pack();
}//
private String []Simpan =new String[3];
private String tombol=””,tombol1=””;
public int n=0;
private void jButton1ActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
// TODO add your handling code here:
n++;

if (n==1)
{
tombol=”1″;
layar.setText(tombol1+tombol);
}
if (n==2)
{
tombol=”.”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}
if (n==3)
{
tombol=”,”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}
if (n==4)
{
tombol=”‘”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}
if (n==5)
{
tombol=”?”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}
if (n==6)
{
tombol=”!”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}
if (n==7)
{
tombol=”-”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}
if (n==8)
{
tombol=”&”;
layar.setText(tombol1+tombol);
n=0;
}
}

private void jButton2ActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
// TODO add your handling code here:

n++;
if (n==1)
{
tombol=”a”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}

if (n==2)
{
tombol=”b”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}

if (n==3)
{
tombol=”c”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}

if (n==4)
{
tombol=”2″;
layar.setText(tombol1+tombol);
n=0;
}
}

private void jButton16ActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
// TODO add your handling code here:
tombol1 = tombol1.substring(0,tombol1.length()-1);
layar.setText(tombol1);
}

private void jButton3ActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
// TODO add your handling code here:
n++;
if (n==1)
{
tombol=”d”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}

if (n==2)
{
tombol=”e”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}

if (n==3)
{
tombol=”f”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}

if (n==4)
{
tombol=”3″;
layar.setText(tombol1+tombol);
n=0;
}
}

private void jButton4ActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
// TODO add your handling code here:
n++;
if (n==1)
{
tombol=”g”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}

if (n==2)
{
tombol=”h”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}

if (n==3)
{
tombol=”i”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}

if (n==4)
{
tombol=”4″;
layar.setText(tombol1+tombol);
n=0;
}
}

private void jButton6ActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
// TODO add your handling code here:
n++;
if (n==1)
{
tombol=”j”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}

if (n==2)
{
tombol=”k”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}

if (n==3)
{
tombol=”l”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}

if (n==4)
{
tombol=”5″;
layar.setText(tombol1+tombol);
n=0;
}
}

private void jButton5ActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
// TODO add your handling code here:
n++;
if (n==1)
{
tombol=”m”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}

if (n==2)
{
tombol=”n”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}

if (n==3)
{
tombol=”o”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}

if (n==4)
{
tombol=”6″;
layar.setText(tombol1+tombol);
n=0;
}
}

private void jButton7ActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
// TODO add your handling code here:
n++;
if (n==1)
{
tombol=”p”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}

if (n==2)
{
tombol=”q”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}

if (n==3)
{
tombol=”r”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}

if (n==4)
{
tombol=”s”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}
if (n==5)
{
tombol=”7″;
layar.setText(tombol1+tombol);
n=0;
}
}

private void jButton8ActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
// TODO add your handling code here:
n++;
if (n==1)
{
tombol=”t”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}

if (n==2)
{
tombol=”u”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}

if (n==3)
{
tombol=”v”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}

if (n==4)
{
tombol=”8″;
layar.setText(tombol1+tombol);
n=0;
}
}

private void jButton9ActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
// TODO add your handling code here:
n++;
if (n==1)
{
tombol=”w”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}

if (n==2)
{
tombol=”x”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}

if (n==3)
{
tombol=”y”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}

if (n==4)
{
tombol=”z”;
layar.setText(tombol1+tombol);
}
if (n==5)
{
tombol=”9″;
layar.setText(tombol1+tombol);
n=0;
}
}

private void jButton11ActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
// TODO add your handling code here:
n=0;
tombol1=layar.getText();
}

private void jButton18ActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
// TODO add your handling code here:
n++;
if (n==1)
{
tombol=”#”;
layar.setText(tombol1+tombol);
n=0;
}
}

private void jButton19ActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
// TODO add your handling code here:
n++;
if (n==1)
{
tombol=” “;
layar.setText(tombol1+tombol);
}
if (n==2)
{
tombol=”0″;
layar.setText(tombol1+tombol);
n=0;
}
}

private void jButton20ActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
// TODO add your handling code here:
n++;
if (n==1)
{
tombol=”*”;
layar.setText(tombol1+tombol);
n=0;
}
}

private void jButton13ActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
// TODO add your handling code here:
layar.setText(Simpan[1]);
tombol1 = “”;
tombol = “”;
}

private void jButton14ActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
// TODO add your handling code here:
layar.setText(Simpan[2]);
tombol1 = “”;
tombol = “”;
}

private void jButton12ActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
// TODO add your handling code here:
layar.setText(Simpan[0]);
tombol1 = “”;
tombol = “”;
}

private void jButton15ActionPerformed(java.awt.event.ActionEvent evt) {
// TODO add your handling code here:
if (jRadioButton1.isSelected())
{
Simpan[0]=layar.getText();
layar.setText(“”);
tombol1=””;
}
if (jRadioButton2.isSelected())
{
Simpan[1]=layar.getText();
layar.setText(“”);
tombol1=””;
}
if (jRadioButton3.isSelected())
{
Simpan[2]=layar.getText();
layar.setText(“”);
tombol1=””;
}
}

/**
* @param args the command line arguments
*/
public static void main(String args[]) {
java.awt.EventQueue.invokeLater(new Runnable() {
public void run() {
Hp dialog = new Hp(new javax.swing.JFrame(), true);
dialog.addWindowListener(new java.awt.event.WindowAdapter() {
public void windowClosing(java.awt.event.WindowEvent e) {
System.exit(0);
}
});
dialog.setVisible(true);
}
});
}

// Variables declaration – do not modify
private javax.swing.ButtonGroup buttonGroup1;
private javax.swing.JButton jButton1;
private javax.swing.JButton jButton11;
private javax.swing.JButton jButton12;
private javax.swing.JButton jButton13;
private javax.swing.JButton jButton14;
private javax.swing.JButton jButton15;
private javax.swing.JButton jButton16;
private javax.swing.JButton jButton18;
private javax.swing.JButton jButton19;
private javax.swing.JButton jButton2;
private javax.swing.JButton jButton20;
private javax.swing.JButton jButton3;
private javax.swing.JButton jButton4;
private javax.swing.JButton jButton5;
private javax.swing.JButton jButton6;
private javax.swing.JButton jButton7;
private javax.swing.JButton jButton8;
private javax.swing.JButton jButton9;
private javax.swing.JLabel jLabel1;
private javax.swing.JPanel jPanel1;
private javax.swing.JPanel jPanel2;
private javax.swing.JPanel jPanel3;
private javax.swing.JPanel jPanel4;
private javax.swing.JPanel jPanel5;
private javax.swing.JRadioButton jRadioButton1;
private javax.swing.JRadioButton jRadioButton2;
private javax.swing.JRadioButton jRadioButton3;
private javax.swing.JTextField layar;
// End of variables declaration

}

Tag | Meninggalkan komentar

PROGRAM MENGHITUNG GAJI DENGAN ARRAY UTS UNINDRA 2010
Program Alim_UTS;
uses crt;
var
gaji_pkk:array[1..10] of integer;
tunjangan:array[1..10] of integer;
u_makan:array[1..10] of integer;
asuransi:array [1..10] of real;
gaji_bersih:array [1..10] of real;
i:integer;
begin
clrscr;
textcolor(yellow);
i:=1;
repeat
begin
writeln (‘Perhitungan Gaji’);
writeln (‘****************’);
write (‘Masukkan Gaji Pokok :’); readln(gaji_pkk[i]);
write (‘Masukkan Tunjangan Jabatan:’); readln(tunjangan[i]);
write (‘Masukkan Uang Makan :’); readln(u_makan[i]);
asuransi[i]:=(gaji_pkk[i]+tunjangan[i]+u_makan[i]) * 0.05;
gaji_bersih[i]:=gaji_pkk[i]+tunjangan[i]+u_makan[i]-asuransi[i];
clrscr;
writeln (‘Perhitungan Gaji’);
writeln (‘****************’);
writeln (‘Masukkan Gaji Pokok :’,gaji_pkk[i]);
writeln (‘Masukkan Tunjangan Jabatan:’,tunjangan[i]);
writeln (‘Masukkan Uang Makan :’,u_makan[i]);
Writeln (‘Potongan Asuransi 5% :’,asuransi[i]:10:2);
writeln;
writeln (‘Gaji Bersih :’,gaji_bersih[i]:10:2);
i:=i+1;
end;
until i=2;
readln;
end.

ini masih kurang sempurna, tolong dibantu……

Dipublikasi di Pascal | Meninggalkan komentar